Blog lainnya

Translate

Senin, 10 Juni 2013

Mutiara Hikmah Surat al-Fatihah.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu al-Kitab dengan membawa kebenaran. Maka beribadahlah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya. Ketahuilah, hak Allah untuk menerima agama/ketaatan yang murni.” (QS. az-Zumar: 2-3) Diantara ribuan ayat al-Qur’an, terdapat sebuah surat yang sudah sangat dikenal dan dihafal oleh umat Islam. Di dalamnya terkandung rahasia-rahasia ilmu al-Qur’an. Inilah bukti kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya. Tatkala Allah jadikan surat ini dengan mudahnya dikenal oleh umat manusia. Agar mereka mau merenungi kandungan makna-maknanya. Imam Ibnu Abil ‘Izz al-Hanafi rahimahullah berkata, “Sesungguhnya suatu ilmu yang kebutuhan umat manusia terhadapnya semakin besar maka konsekuensinya adalah dalil-dalil yang menunjukkan kepadanya juga semakin jelas, sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya.” (lihat Syarh al-’Aqidah ath-Thahawiyah, hal. 86) Apabila dicermati dengan baik, kita akan mengetahui bahwa surat al-Fatihah memiliki sekian banyak faidah (pelajaran) yang sangat penting dan mendasar bagi setiap muslim dan muslimah. Di dalamnya ditanamkan prinsip-prinsip pokok ajaran Islam dan kunci-kunci kebaikan. Prinsip-prinsip yang merupakan pondasi tegaknya penghambaan kepada Allah Rabb seru sekalian alam. Prinsip-prinsip yang mengokohan keyakinan di dalam hati seorang mukmin tentang luasnya kasih sayang Allah dan keadilan-Nya. Prinsip-prinsip yang mengarahkan hidupnya menuju pribadi yang bertakwa. Pribadi yang menjadikan dunia sebagai sarana dan akhirat sebagai tujuan hidupnya. Pribadi yang senantiasa menyimpan rasa cinta, harap, dan takut kepada Rabbnya. Prinsip-prinsip inilah yang membuatnya senantiasa bergantung kepada Allah dan mempersembahkan ibadah kepada-Nya semata. Prinsip-prinsip yang memandu hati, pikiran, ucapan, dan tingkah lakunya demi menggapai kebahagiaan hidup yang sesungguhnya. Kebahagiaan berada di tangan-Nya, maka tidak bisa diraih kecuali dengan taat kepada-Nya. Dia lah al-Malik, Sang Maha Raja dan al-Maalik, Sang Maha Kuasa. Dia lah yang akan memberikan balasan kebaikan berlipat ganda kepada hamba yang taat kepada-Nya. Dia pula yang akan memberikan hukuman setimpal kepada hamba yang durhaka. Maka bagaimana mungkin seorang hamba yang lemah dan tidak mengerti segala kemaslahatan hidupnya bisa selamat kalau bukan dengan taufik dan bimbingan dari-Nya. Sehingga petunjuk Allah adalah energi bagi setiap desah nafas dan detak jantungnya. Tidak ada kehidupan baginya kecuali dengan tunduk dan mencintai Sang Pencipta dirinya. Dan itu tak bisa dilakukannya kecuali dengan bimbingan utusan-Nya guna menjalani setiap jengkal kehidupan yang dilaluinya. Jalan lurus yang telah dihamparkan oleh Allah dan dilalui oleh para pendahulu dalam kebaikan. Inilah jalan yang harus dipilih untuk menggapai keselamatan dan kebahagiaan yang diidam-idamkan. Di atas jalan ini dia harus mematuhi rambu-rambu yang mengatur lalu-lintas kehidupan. Rambu-rambu yang memberitahukan kepadanya kapan dia harus diam, kapan harus berbicara, dan kapan harus menggerakkan anggota badan dalam melaksanakan perintah Rabbnya. Rambu-rambu ini yang akan menuntunnya agar terhindar dari bahaya berupa kemurkaan Allah atau tersesat dari jalan-Nya. Faidah-faidah ini akan kita temukan dengan mengkaji kandungan surat al-Fatihah melalui lisan dan tulisan para ulama. Namun, itu semua hanya akan bisa diraih dengan hati yang jernih, pikiran yang tenang, memperhatikan keterangan-keterangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya (yang artinya), “Sesungguhnya di dalam hal itu terdapat pelajaran bagi orang yang memiliki hati (yang hidup), memasang pendengaran, dan hatinya hadir menyaksikan.” (QS. Qaaf: 37)... Semoga Bermanfaat utk kita semua... آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن

Tidak ada komentar:

Posting Komentar