Blog lainnya

Translate

Jumat, 25 Desember 2015

KUNCI NYA ADA DI HATI

MULUT bisa berkata dusta, LIDAH bisa mengutuk, KALIMAT bisa mengecoh, SENYUMAN bisa palsu, TINDAKAN bisa menipu, PIKIRAN bisa menjebak, JARI bisa kotor. MATA bisa menaklukkan. Manusia memang ahli dlm perannya masing2 utk menjadikan dirinya 'super baik atau super jahat' atas cerita hidupnya, namun semuanya adalah kembali pada HATInya. Untuk alasan apa manusia melakoninya, hanya HATI juga yg paling mengerti dan memahaminya. Bila kita mengetahuinya pun hanya bisa mengingatkan selanjutnya adalah menjadi pilihan masing². Kita tak bisa menghentikan hujan atau menutup terik matahari dgn awan, tapi kita bisa menggunakan payung..! Kita tak bisa merubah arah angin, namun kita dapat menyetir layar perahu...! Kita tak mungkin mencabut semua duri2 di sepanjang jalan, namun kita bisa mengenakan alas kaki yg kuat dan tebal...! Kita tak bisa menutup mulut semua orang, namun kita bisa belajar tuli & diam...!! Kita tdk perlu susah² merubah keadaan & tak perlu buang2 waktu merubah orang lain, namun yg perlu kita ubah adalah HATI kita...! Kalau HATI berubah, keadaan akan berubah, Kalau HATI menjadi baik, UCAPAN & PERILAKU akan menjadi baik.Tak perlu mendesak orang menjadi baik, yg penting buatlah diri kita menjadi baik terlebih dahulu, maka orang di sekitar kita akan melihat & membawa dampak besar mrk juga akan MENJADI BAIK. "SEGALA SESUATU AKAN MENJADI BAIK, BILA DIAWALI DARI HATI KITA YG BAIK, DAN PUNYA KOMITMEN UTK HIDUP LEBIH BAIK TIAP HARINYA."

Kamis, 24 Desember 2015

ORANG BAIK

MENGAPA ORG BAIK SERING TERSAKITI ? Krn.., org baik selalu mendahulukan org lain, dlm ruang kebahagiaannya, ia tak menyediakan utk dirinya sendiri, kecuali hanya sedikit. MENGAPA ORG BAIK KERAP TERTIPU ? Krn.., org baik selalu memandang org lain tulus spt dirinya, ia tak menyisakan sedikitpun prasangka bhw org yg ia pandang penyayang mampu mengkhianatinya. MENGAPA ORG BAIK ACAP DINISTA ? Krn.., org baik tak pernah mau membalas, ia hanya menerima, meski bukan dia yg memulai perkara. MENGAPA ORG BAIK SERING MENETESKAN AIR MATA ? Krn.., org baik tak ingin membagi kesedihannya, ia terbiasa mengobati sendiri lukanya & percaya bhw suatu masa, Yg Maha Kuasa akan mengganti kesabarannya. NAMUN ORG BAIK TAK PERNAH MEMBENCI YG MELUKAINYA. Krn.., org baik selalu memandang bhw di atas semua, Yg Maha Kuasa lah hakikatnya. Jk org tsb digiring, bgmn ia akan mendebat kehendak-Nya. ~ Itu sebabnya org baik tak memiliki almari dendam dlm kalbunya, jk kau buka laci" di hatinya, akan kau temukan hanya Cinta-Kasih yg dimilikinya... "Anda pasti salah satu dr ORG YG BAIK itu" Smg bermanfa'at....

Rabu, 23 Desember 2015

HATI SELUAS SAMUDERA

Coba Anda masukkan sebuah kerikil ke dalam gelas yang berisi air. Apa yang akan terjadi? Mungkin Anda melihat ada gejolak air di sana. Atau sebagian dari air dalam gelas tadi akan tumpah. Sekarang coba lemparkan batu yang sama ke dalam danau. Besar kemungkinan tidak ada riak lagi yang kelihatan. Batu akan dengan cepat menghilang ke dasar danau. Bahkan jika batu yang lebih besar dijatuhkan, mungkin ada riak sebentar dan setelah itu tenang kembali. Air di dalam gelas atau di sebuah danau ibarat hati manusia. Sedangkan batu yang dijatuhkan ibarat semua persoalan yang dihadapinya. Jika wadahnya kecil maka persoalan kecil sekalipun menjadi berat, banyak guncangan di dalamnya. Sedangkan jika wadahnya semakin luas dan dalam, maka persoalan yang berat sekalipun bisa dijalani dengan ringan. Karena itu wahai Saudaraku, mari perluas wadah kita. Tak cukup hanya seluas danau, kalau perlu seluas samudera. Lihatlah permukaannya yang tenang meskipun di dalamnya dia menyimpan segala rahasia. Persoalan yang kita hadapi telah ditentukan kadarnya oleh Allah Ta’ala. Tinggal wadah hati kitalah yang akan menentukan apakah persoalan tadi menjadi terasa berat atau bisa dijalani dengan ringan. Kita menjadi berprasangka buruk karena merasa persoalan selalu datang menimpa, sedangkan orang lain hidupnya tenang-tenang saja. Karenanya jangan heran jika engkau terus menerus merasa berat dengan segala persoalan, mungkin wadahnya perlu diperluas, sekaligus diperkokoh. Jadikan hatimu seluas samudera. Apapun yang datang akan diterima dan ditenggelamkannya dengan tenang. Dengan demikian, persoalan apapun yang hadir bisa dihadapi dengan sebuah senyuman, seperti menyambut tamu yang dinantikan kedatangannya. Dan Allah Maha Mengetahui.

Minggu, 06 Desember 2015

Paku Kemarahan

Paku Kemarahan Saudara sekalian, kisah inspiratif kepemimpinan kali ini mengajak kita untuk merenungkan betapa kata-kata yang kita ucapkan, sungguh memiliki makna yang dalam bagi orang lain. Untuk itu kita mengangkat cerita tentang paku yang meninggalkan bekas. Seorang anak bertanya kepada bapaknya, “Pak, apakah arti marah itu?” Maka sang bapak dengan bijaksana mengatakan kepada anaknya, “Baik sekarang kamu ambil sebuah palu dan beberapa paku dan mari kita pergi ke belakang rumah.” Dan mereka berdua pergi ke halaman belakang rumah mereka yang pagarnya terbuat dari kayu. Bapak ini mengatakan kepada anaknya, “Mulai hari ini setiap kamu marah, tolong kamu tancapkan satu paku dengan menggunakan palu yang ada ini.” “Loh apakah itu marah, pak?” “Ya coba kamu lakukan dulu setiap hari, setiap hari, nanti setelah beberapa hari kita akan ketemu kembali untuk melihat apakah arti marah itu yang sebenarnya.” Bagi si anak ini suatu pekerjaan yang menantang sekaligus juga merasa berbahagia dengan mendapat tugas yang begitu mudah ini. Maka setiap pulang sekolah, begitu dia marah, di sekolah dia ingat, dia langsung pergi ke belakang halaman rumahnya dan dia mulai menancapkan paku tersebut. Setiap dia marah dengan adiknya, dia tancapkan paku itu. Setiap dia marah dengan orang tuanya, dengan ibunya atau dengan ayahnya, dia tancapkan paku tersebut. Minggu lepas minggu dan sampai kepada akhir bulan, dia kembali bertanya kepada bapaknya. “Pak, saya sudah menancapkan kurang lebih 40 paku disini. Tapi bapak belum menjelaskan apakah arti marah tersebut. Apakah marah itu berarti saya menancapkan paku? Atau bagaimana?” Sang bapak tidak menjawab. Dan dia mengatakan kepada anaknya, “Baik. Sekarang setiap kamu bisa menyelesaikan amarahmu, menyelesaikan konflikmu dengan orang lain, yang sempat membuat dirimu marah atau membuat dia marah, kamu cabut paku tersebut.” “Hanya itu, pak?” “Ya. Hanya itu. Nanti kita akan ketemu lagi.” Bagi si anak, ini suatu pekerjaan yang tidak sulit. Maka semua orang yang pernah ribut dengan dia dalam marah, dia mulai minta maaf dan mereka mulai berteman kembali. Setiap dia bisa menyelesaikan masalahnya dengan orang lain, dia cabut paku yang menancap. Setiap dia menyelesaikan masalahnya, dia cabut paku yang menancap tersebut. Tidak sampai satu bulan, Saudaraku, paku-paku tersebut sudah habis semua dicabut, yang berarti bahwa anak ini sudah bisa menyelesaikan masalahnya. Kemudian dia datang kepada bapaknya. “Mari, pak. Coba kita lihat di pagar kayu yang di belakang itu, semua paku sudah tercabut.” Dan bapaknya dengan tersenyum mengatakan kepada si anak, “Baik, kita akan lihat.” Dan mereka melihat prestasi si anak tersebut yang sudah menancapkan 40 paku dalam waktu hampir satu bulan dan mencabutinya kurang lebih dua minggu. Dan si anak bertanya. “Saya sudah melakukan semua ini, pak, hampir dua bulan, tapi bapak belum menjelaskan apa arti marah.” Maka dengan tersenyum bapak ini mengatakan kepada anaknya, “Begitu kamu marah kepada orang lain, itu ibarat kamu menancapkan paku ini ke dalam hatinya. Dan begitu kamu menyelesaikan konflik dan marahmu dengan orang itu, maka itu ibarat kita mencabut kembali paku tersebut dari dalam dirinya, sebagai tanda bahwa permasalahan kita sudah selesai. Namun coba perhatikan, anakku. Paku sudah ditancapkan, paku sudah dicabut, apa yang tinggal?” Si anak itu dengan tertegun sambil berucap, “Bekasnya.” Maka sang bapak mengatakan, “Begitulah kalau kita marah. Kita bisa marah kepada orang dan dalam sekejap kita juga bisa meminta maaf. Kita bisa memeluk dia. Bahkan mungkin kita bisa memberikan sesuatu sebagai tanda permohonan maaf. Tapi bekas yang sudah kita buat akan sulit sekali lekat. Itulah arti marah yang sesungguhnya.” Saudara sekalian, menjadi pemimpin bukan berarti tidak boleh marah. Menjadi pemimpin, kita boleh menegur, kita boleh marah kepada orang yang dipimpin. Namun marah dan menegur orang yang dipimpin, mencerminkan kematangan perilaku, kematangan emosi yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Itu sebabnya beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika seorang pemimpin marah. Ketika dia marah jangan menegur atau memarahi pribadi orang tersebut tapi koreksilah pekerjaannya dan apa yang dikerjakannya. Ketika seorang pemimpin marah dan menegur orang lain, lakukanlah itu di bawah empat mata. Artinya tidak dilakukan di depan umum. Ketika seorang pemimpin menegur orang lain, lakukanlah itu segera setelah dia melakukan kesalahan. Dan ketika seorang menegur atau memarahi orang lain, jangan mengungkit-ungkit kembali. Apa yang kita ucapkan akan memiliki bekas yang baik atau bekas yang buruk. Dan bekas yang buruk ini akan memberikan trauma bagi seseorang. Jadi, setiap ucapan yang kita lontarkan, sebaiknya kita pertimbangkan. Karena ini menyangkut bagaimana perasaan orang lain terhadap kita. Jadilah pemimpin yang bijak, yang memikirkan apa yang akan diucapkan, yang mempertimbangkan apa yang akan dilakukan, akan memiliki bekas yang baik kepada pengikutnya.

Senin, 30 Desember 2013

SUARA YANG DIDENGAR MAYAT

Yang akan ikut mayat adalah tiga hal iaitu, 1. Keluarga 2. Hartanya 3. Amalnya Ada dua yang kembali dan satu akan tinggal bersamanya iaitu, 1. Keluarga dan hartanya akan kembali 2. Sementara amalnya akan tinggal bersamanya. Maka ketika roh meninggalkan jasad... Terdengarlah suara dari langit memekik, "wahai fulan anak si fulan, - Apakah kau yang telah meninggalkan dunia, atau Dunia yang meninggalkanmu. - Apakah kau yang telah mengumpul harta kekayaan, atau kekayaan yang telah mengumpul mu. - Apakah kau yang telah menumpuk dunia, atau dunia yang telah menumpuk mu - Apakah kau yang telah mengubur dunia, atau dunia yang telah mengubur mu." Ketika mayat tergeletak akan dimandikan terdengar dari langit suara memekik, "wahai fulan anak si fulan... - Mana badan mu yang dulunya kuat, mengapa kini terkulai lemah. - Mana lisan mu yang dahulunya fasih, mengapa kini bungkam tak bersuara. - Mana telinga mu yang dahulunya mendengar, mengapa kini tuli dari seribu bahasa. - Mana sahabat-sahabat mu yang dahulunya setia, mengapa kini Raib tak bersuara." Ketika mayat siap di kafan... suara dari langit terdengar memekik, "wahai fulan anak si fulan... - Berbahagialah apabila kau bersahabat dengan ridho - Celakalah apabila kau bersahabat dengan murka ALLAH - Kini kau tengah berada dalam sebuah perjalanan nun jauh tanpa bekal - Kau telah keluar dari rumah mu dan tidak akan kembali selamanya - Kini kau tengah safar pada sebuah tujuan yang penuh pertanyaan." Ketika mayat di usung... terdengar dari langit "wahai fulan anak si fulan... - Berbahagialah apabila amal mu adalah kebajikan - Berbahagialah apabila mati mu di awali taubat - Berbahagialah apabila hidup mu penuh dengan taat." Ketika mayat siap di sembahyangkan.. Terdengar dari langit suara memekik, "wahai fulan anak si fulan... - Setiap pekerjaan yang kau lakukan kelak kau lihat hasilnya di akhirat. - Apabila baik maka kau akan melihatnya baik. - Apabila buruk, kau akan melihatnya buruk." Ketika mayat di baringkan di liang lahat, terdengar suara memekik dari langit... "wahai fulan anak si fulan... Apa yang telah kau siapkan dari rumah mu yang luas di dunia untuk kehidupan yang penuh gelap gulita disini. Wahai fulan anak si fulan... - Dahulu kau tertawa kini dalam perut ku kau menangis. - Dahulu kau bergembira, kini dalam perut ku kau berduka. - Dahulu kau bertutur kata, kini dalam perut ku kau bungkam seribu bahasa." Ketika manusia meninggalkan sendirian... ALLAH berkata kepadanya... "wahai Hamba-Ku... - Kini kau tinggal seorang diri. - Tiada teman dan tiada kerabat. - Di sebuah tempat kecil, sempit dan gelap. - Mereka pergi meninggalkan mu seorang diri. - Padahal, karena mereka kau pernah langgar perintah-Ku. Hari ini... Akan Ku tunjukkan kepada mu - Kasih sayang Ku - Yang akan takjub seisi alam. - Aku akan menyanyangi mu lebih dari kasih sayang seorang ibu pada anaknya." Kepada jiwa-jiwa yang tenang ALLAH berfirman; "Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Rabb mu. Dengan hati yang puas lagi di ridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah Hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam Jannah-KU." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, menganjurkan kita untuk senantiasa mengingat mati (maut) dan dalam sebuah haditsnya yang lain. Beliau bersabda; "Wakafa bi al mauti wa'idha." artinya; "Cukuplah mati itu akan menjadi pelajaran bagi mu !"

Selasa, 30 Juli 2013

BELATUNG dan CACING

Saudaraku, Berapa banyak uang yang dihabiskan, untuk mempersolek JASAD, yang nanti hanya akan jadi BELATUNG ? Berapa banyak harta yang bermanfaat untuk mempercantik QOLBU ? yang nanti akan datang menemui ALLAH SWT, Berapa lama waktu yang terbuang, untuk menghiasi RAGA ini, yang nanti hanya akan jadi santapan CACING ? Berapa lama masa yang bermanfaat untuk memperindah JIWA ini ? yang nantinya akan menghadap NYA , Astaghfirullah. Aduuuh tobat… Saudaraku, Kita sedang berjalan mendatangi KEMATIAN.., kemudian menjadi BELATUNG. Maka RUH akan melayang kedinginan dengan segala penderitaannya. Tak ada lagi….!!! , Astaghfirullah. Kita sedang melangkah mendekati LIANG KUBUR.., kemudian menjadi santapan CACING. Maka RUH akan pertanggung jawabkan amal perbuatannya. Tak ada lagi …!!!, Tobaat. Saudaraku, Apa yang engkau lihat lihat…, ketika bersolek di depan cermin…, adakah engkau melihat BELATUNG bergelayutan di wajah mu…?. Apa yang engkau pandang pandang.., ketika memandang sajadah dihadapan mu…, adakah Qolbu mu memandang ALLAH Yang Senyum Menatap mu…? Apa yang engkau rasakan.., ketika menghias matamu yang indah…, adakah engkau rasakan CACiNG CACiNG sedang lahap menyantap biji mata mu…? Apa yang engkau nikmati.., ketika membuka lembaran lembaran AL QUR’AN.., adakah engkau nikmati getaran getaran menakjubkan saat membaca KALAM KALAM NYA…? Saudaraku, Kita ini sama saja. Sama sama jahilnya. Tak ada yang lebih MULIA di diantara kita. Kita ini sama saja. Sama sama bodohnya. Tak ada yang lebih ALIM diantara kita. Kita sama sama bermuhasabah diri. Kita sama sama saling mengingatkan. Kita sama sama menasehatkan. Dengan kelembutan…, Penuh kasih sayang. Jangan terlalu berlebihan dengan DUNIA…, sehingga AKHIRAT terlalaikan. Ingatlah.., Jasad ini akan jadi BELATUNG, Tubuh ini akan jadi santapan CACING. Sibukkan DIRI ini dengan perkara agama.., kalau tidak…, waktu akan tetap berlalu jua. Habiskan HARTA ini dengan Amal agama…, kalau tidak…, harta akan tetap habis sia sia. Astagfirullah…! Mari kita sama sama bertobat. Insya ALLAH…!! Semoga ALLAH SWT memandang kita dengan RAHMAT NYA. Aamiin...

Senin, 22 Juli 2013

INILAH 25 AKHLAK BURUK MANUSIA

1. Suka berkata kasar.. 2. Berwajah masam dan dahi yang berkerut.. 3. Mudah marah tanpa sebab yang dibenarkan oleh agama.. 4. Berlebih - lebihan dalam mencela dan menjelek - jelekan.. 5. Sifat Angkuh.. 6. Mengejek orang lain.. 7. Memanggil dengan panggilan dan gelar yang buruk.. 8. Menggosip dan membicarakan aib orang lain, lupa terhadap aibnya sendiri. 9. Suka mengadu domba (memfitnah).. 10. Menyebarkan berita yang tidak diketahui kebenaran tanpa mengecek terlebih dahulu, padahal dia mampu melakukan itu.. 11. Suka Menyelidiki Aib orang dan mencari informasi yang tidak bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya.. 12. Suka bermuka dua dihadapan manusia.. 13. Suka berprasangka buruk (Su'udzhan) tanpa alasan yang dibenarkan oleh agama.. 14. Suka menyebarluaskanrahasia yang seharusnya dia jaga.. 15. Tidak mau menerima alasan orang lain yang berbuat salah kepadanya.. 16. Saling menjauhi dan menjaga jarak dengan saudara nya tanpa sebab yang jelas.. 17. Suka Hasad dan Dengki.. 18. Meladeni orang - orang pandir lagi jelek.. 19. Kurangnya rasa malu.. 20. Kikir.. 21. Suka menyebut - nyebut pemberian.. 22 Melanggar janji.. 23. Suka berdusta.. 24. Terlalu bercanda berlebih - lebihan diluar batas agama.. 25. Sombong karena nasab yang tinggi.. YA ALLAH jauhkan kami dari akhlak buruk,Aamiin...

Jumat, 19 Juli 2013

TUBUH KITA DI ALAM KUBUR

Sesungguhnya mayat di dalam kubur akan melewati beberapa fase perubahan. Dan secara ringkas beberapa fase tersebut sejak malam pertama masuk ke kuburan hingga 25 tahun setelahnya. Berikut ini fase tersebut : - Malam Pertama : Di kuburan PEMBUSUKAN BERAWAL pada daerah PERUT dan KEMALUAN. SUBHANALLAH. ''PERUTdan KEMALUAN'' adalah DUA HAL TERPENTING yang anak cucu adam ini saling bergulat dan menjaganya di dunia.. Dua hajat yang karenanya Allah azza wa jalla membuat manusia merugi di dunia..akan membusuk pada malam pertamanya di kuburan.. Setelah itu..Mulailah ''JASAD BERUBAH WARNA'' menjadi hijau kehitaman. Setelah ''BERBAGAI MAKE UP'' dan alat-alat kecantikan membuatnya memiliki ragam pesona..nanti tubuh manusia hanya akan memiliki SATU WARNA SAJA. - Malam Kedua Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh membusuk seperti: limpa, hati, paru-paru dan lambung. Hari Ketiga Di kuburan... mulailah anggota-anggota tubuh itu mengeluarkan bau busuk tidak sedap. - Seminggu Setelahnya.. Wajah mulai tampak membengkak..dua mata..kedua bibir dan pipi... - Setelah 10 hari Tetap terjadi pembusukan..pada kali ini pada anggota-anggota tubuh tersebut..perut..lambung..limpa.. - Setelah Dua Minggu Rambut mulai rontok.. - Setelah 15 Hari Lalat hijau mulai bisa mencium bau busuk dari jarak 5 km..dan ulat-ulat pun mulai menutupi seluruh tubuhnya.. - Setelah Enam Bulan Anda tidak akan menemukan kecuali rangka tulang saja... - Setelah 25 Tahun.. Rangka tubuh ini akan berubah menjadi semacam biji.. dan di dalam biji tersebut..anda akan menemukan satu tulang yang sangat kecil disebut..ADJBUDZ DZANAB'' (tulang ekor).. Dari tulang inilah kita akan dibangkitkan oleh Allah azza wa jalla pada hari kiamat... Inilah tubuh yang selama ini kita jaga... Inilah tubuh yang kita berbuat maksiat kepada Allah dengannya... Oleh karena itulah.. Jangan biarkan umur kita melewati jasad ini sia-sia..karena dia akan mendapatkan kejadian seperti itu.. Aku memohon keteguhan kepada Allah untukku dan untuk Anda sekalian... Ya Allah.. Dzat yang membolak-balikkan hati..tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu.. Ya Allah.. jadikanlah kuburan kami sebagai satu taman dari taman-taman syurga..dan jangan jadikan dia sebagai satu lobang dari lobang-lobang api neraka... Aamin Ya Rabbal alamiin... Wallahu 'alam bishawwab .

Kamis, 11 Juli 2013

PERBANYAK AMAL SHALIH DGN DASAR IMAN

Sesungguhnya iman adalah syarat sah dan diterimanya amal shalih. Bahkan, tidaklah disebut amal shalih kecuali dengan iman. Sementara iman menuntut amal shalih. Yakni keyakinan yang mantap yang membuahkan amal shalih oleh anggota tubuhnya berupa mengerjakan amal-amal wajib dan sunnah. Maka siapa yang menggabungkan antara iman dan amal shalih, "maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-Nahl: 97) Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Husain al-Ajuri al-Syafi'I berkata: "Ketahuilah oleh kalian –semoga Allah merahmati kami dan kalian- wahai Ahlul Qur'an, wahai Ahlul Ilmi, wahai Ahlus Sunan wal Atsar, dan wahai orang-orang yang telah Allah 'Azza wa Jalla beri taufiq dalam dien ini berupa pengetahuan halal dan haram, Jika kalian mentadaburi Al-Qur'an sebagaimana Allah 'Azza wa Jalla telah perintahkan kepada kalian pastilah kalian tahu bahwa Alah 'Azza wa Jalla telah mewajibkan kepada kaum mukminin beramal (shalih) sesudah mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla tidaklah Allah memuji dan memberikan keridhaan kepada orang-orang beriman serta memasukkan mereka ke dalam surga dan menjauhkan mereka dari neraka kecuali dengan iman dan amal shalih. Allah telah menggandengkan amal shalih bersama iman. Allah tidak memasukkan mereka ke surga hanya dengan klaim iman semata sehingga mereka menggabungkan amal shalih yang telah Allah beri beri taufiq kepadanya ke dalam imannya. Sehingga jadilah iman seseorang itu tidak sempurna kecuali ia membenarkan dengan hatinya, mengucapkan dengan lisannya, dan mengamalkan iman dengan anggota badannya. Tidak diragukan lagi, siapa yang meneliti Al-Qur'an ia akan mendapatkan sebagaimana yang telah aku sebutkan. Ketahuilah –semoga Allah merahmati kami dan kalian- sungguh aku telah meneliti isi Al-Qur'an, aku dapatkan di 59 tempat dari Kitabullan 'Azza wa Jalla apa yang telah aku sebutkan. Bahwa Allah Tabaraka Wa Ta'ala tidak memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dengan iman semata. tetapi Allah masukkan mereka ke dalam surga dengan rahmat-Nya kepada mereka dan dengan taufiq-Nya kepada mereka berupa iman dan amal shalih." . . . Allah tidak memasukkan mereka ke surga hanya dengan klaim iman semata sehingga mereka menggabungkan amal shalih yang telah Allah beri beri taufiq kepadanya ke dalam imannya. . . Kemudian beliau menyebutkan beberapa ayat Al-Qur'an, di antaranya: وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ "Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan beramal shalih, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya." (QS. Al-Baqarah: 25) وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى "Dan barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia)." (QS. Thaahaa: 25) وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا "Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun." (QS. Al-Nisa': 124) مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ "Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-Nahl: 97) 'Iman' Semata Belum Cukup Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mewanti-wanti hambanya agar tidak beragama seperti orang Ahli kitab terdahulu. Beragama mereka berhenti pada klaim dan kebanggaan semata. Mereka tidak ikuti pengakuan iman dengan ketundukan diri untuk taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ "Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan:"Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?"." (QS. Al-Maidah: 18) Imam Qatadah, al-Dhahak, dan selainnya berkata: Kaum muslimin (para sahabat Nabi) dan ahli kita saling berbangga. Ahlu Kitab berkata, "Nabi kami sebelum nabi kalian dan kitab kami sebelum kitab kalian, karenanya kami lebih mulia di sisi Allah dari kalian." Kaum muslimin menjawab, "Kami lebih mulia di sisi Allah daripada kalian karena nabi kami adalah penutup para nabi dan kita kami menjadi pemutus atas kitab-kita sebelumnya." Kemudian Allah turunkan, لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا "(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah." (QS. Al-Nisa': 123) Kemudian Allah sebutkan siapa yang akan mulia disi Allah dan berhak memasuki surga-Nya, وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا "Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun." (QS. Al-Nisa': 124) . . . berislam itu tidak cukup dengan berhayal dan berangan-angan semata. Tapi harus ada aksi nyata dari keislamannya, berupa ketundukan diri dan keiskhlasan untuk mengerjakan ketaatan dan amal shalih. . . Kesimpulannya Kebahagiaan di dunia dan akhirat didapatkan dengan iman dan amal shalih. Klaim iman yang kuat namun kosong dari amal shalih tidaklah mendatangkan manfaat bagi pelakunya. Sehingga ia menggabungkan amal shalih dalam imannya. Dari sini kita tahu, berislam itu tidak cukup dengan berhayal dan berangan-angan semata. Tapi harus ada aksi nyata dari keislamannya, berupa ketundukan diri dan keiskhlasan untuk mengerjakan ketaatan dan amal shalih. Siapa yang sedikit amalnya tidak akan menjadi mulia hanya karena keturunannya, jabatannya, atau kekayaannya. Wallahu Ta'ala A'lam......

SYETAN KEHIDUPAN YANG TERBELENGGU

Di antara keistimewaan bulan Ramadhan ialah peranannya sebagai reminder (pengingat) akan hadirnya kehidupan akhirat dan alam ghaib. Seorang muslim yang rajin membaca pesan-pesan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berkenaan dengan bulan Ramadhan pasti akan menemukan begitu banyak hadits yang menguatkan hal ini. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu katanya: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Apabila tiba bulan Ramadan, pintu-pintu Surga dibuka dan pintu-pintu Neraka ditutup serta syaitan-syaitan dibelenggu.” (HR Bukhary-Muslim 606) Ketika Allah ta’aala menggambarkan karakter bangsa Rum di dalam surah Ar-Ruum, maka kita temukan salah satunya ialah sekularistik dan materialistik. Bangsa Rum dewasa ini diwakili oleh bangsa barat umumnya, Eropa dan Amerika khususnya. Sekular dalam pengertian menyangka bahwa kehidupan hanyalah di dunia belaka. Mereka tidak memiliki wawasan ukhrowi sedikitpun. Materialis dalam pengertian hanya bisa menilai segala sesuatu berdasarkan hal-hal yang lahiriyah semata. Mereka tidak pernah tahu mengenai hadirnya perkara ghaib atau tidak tampak. يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ “Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS Ar-Ruum ayat 7) Seorang muslim beriman akan adanya kehidupan berikutnya selepas dunia fana ini. Ia yakin bahwa setelah seorang manusia meninggal dunia bukan berarti urusannya berakhir. Justeru sebaliknya, kehidupan hakiki dan abadi baru berawal. Bahkan Al-Qur’an begitu banyak memperingatkan betapa merugi orang yang menyangka hidup hanya sebatas dunia. فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا وَيَلْعَبُوا حَتَّى يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي يُوعَدُونَ يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوفِضُونَ خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ “Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka, (yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia), dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.” (QS Al-Ma’arij ayat 42-44) Demikian pula dengan alam ghaib. Melalui Ramadhan, kita diajak untuk keluar dari sekadar urusan yang zahir atau material. Sebab tanpa iman akan perkara ghaib mustahil seseorang bisa menerima ungkapan ”… serta syaitan-syaitan dibelenggu.” Apalagi kalau kita kaitkan dengan hadits yang berbunyi sebagai berikut: وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ “Demi Allah yang jiwa Muhammad dalam genggaman-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi daripada aroma misk.” (HR Bukhary 1771) Semua tahu bahwa di siang hari ketika seseorang sedang berpuasa niscaya aroma mulutnya menjadi tidak sedap. Hanya dengan keimanan akan adanya perkara ghaib seseorang akan menerima hadits di atas dengan kemantapan hati. Maka, kita sayangkan masih banyaknya pimpinan muslim di berbagai kantor yang menuntut karyawannya agar tetap berprestasi dan berproduktivitas (secara duniawi) di bulan Ramadhan sama dengan prestasi dan produktivitas mereka di bulan-bulan lainnya. Bahkan kadang diharapkan lebih daripada bulan lainnya. Ramadhan adalah bulan Pusdiklat (pusat pendidikan dan latihan) program buatan Allah ta’aala untuk meluluskan para muttaqin (orang-orang bertaqwa). Sedangkan program pusdiklat bikinan manusia saja seorang pimpinan kantorbisamemaklumi kalau para karyawannya tidak mungkin tetap berprestasi dan berproduktivitas di kantor seperti biasanya sambil mengikuti pusdiklat tersebut. Bahkan hadir di kantorpun tidak. Terkadang godaannya muncul dari orang-orang kafir yang berkata: ”Lihat itu ummat Islam, asal sudah bulan Ramadhan, pasti prestasi mereka menurun..” Apakah kita perlu menanggapinya? TIDAK…! SEBAB KITA BUKAN MEREKA DAN MEREKA BUKAN KITA..! Kita sangat faham dan yakin adanya kehidupan lain selain dunia, kita sangat faham dan yakin adanya alam ghaib selain yang nyata dan material. Sedangkan mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai…! Saudarakau, selamat menikmati bulan agung lagi penuh berkah, bulan Ramadhan. Selamat memanfaatkan berbagai sarana amal sholeh dan amal ibadah selama Ramadhan untuk membentuk diri menjadi muttaqin. Selamat mengokohkan dalam diri keyakinan bahwa akhirat lebih utama daripada dunia. Selamat berlomba dengan muslim lainnya merebut kapling tertinggi surga di akhirat. Selamat menyadari bahwa hidup bukanlah interaksi dengan hal-hal material-zahir belaka, melainkan meliputi urusan dengan perkara ghaib-batin pula. Tolok ukur orang bertaqwa bukan semata untung-rugi duniawi, melaikan meliputi berkah ilahi ukhrowi.

Rabu, 10 Juli 2013

Malas Berdoa = Orang Paling Lemah

Allah عزّوجلّ telah memerintahkan hamba-Nya untuk memanjatkan doa kepada-Nya, karena memuat kemaslahatan besar bagi mereka وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ Allah عزّوجلّ berfirman: “Dan Rabbmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir/40:60). Syaikh as-Sa’di رحمه الله berkata “Ini, diantara bukti kelembutan Allah terhadap عزّوجلّ para hamba dan nikmat-nikmat-Nya yang agung, yaitu Allah menyeru mereka untuk melakukan hal-hal yang memuat kemaslahatan bagi agama dan dunia mereka. Dia عزّوجلّ memerintahkan mereka untuk berdoa kepada-Nya, doa ibadah dan doa permintaan, dan memberikanjanji kepada mereka akan mengabulkan permohonan mereka”.[1] Orang yang senantiasa memanjatkan doa pada Allah عزّوجلّ memuji dan menyanjung-Nya, sebenarnya ia sedang berada dalam kebaikan dan ibadah yang besar. Diantara yang menguak aspek kebaikan doa, hadits Abu Sa’id al-Khudri رضي الله عنه bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا Tidaklah seorang Muslim yang berdoa dengan doa yang tidak mengandung dosa dan tidak untuk memutus tali kekeluargaan, kecuali Allah akan memberinya tiga kemungkinan, (yaitu): doanya akan segera dikabulkan, atau akan ditunda sampai di akhirat, atau ia akan dijauhkan dari keburukan yang semisal.” (HR. Ahmad no. 10709 dengan sanad hasan). Imam Ibnul-Mubarak رحمه الله mengatakan: الرَّحْمَنْ إِذَاسُئِلَ أَعْطَى وَالرَّحِيْمُ إِذَا لَمْ يُسْأَلْ يَغْضَبْ Ar-Rahman maksudnya bila dimintai akan memberi. Dan Allah itu (ar-Rahim) bila tidak diminta, Dia akan murka. Atas dasar itu, sungguh rugi orang yang enggan dan bermalas-malasan dalam berdoa pada Allah عزّوجلّ, padahal Dia عزّوجلّ Maha Kuasa atas segala sesuatu, Mengatur alam semesta, dan segala perkara ada di Tangan-Nya. Sementara itu, manusia adalah makhluk lemah; lemah fisik, jiwa dan hati, penuh kekurangan, memiliki permasalahan di dunia, dan harapan selamat di dunia dan akhirat. Dan yang tak boleh dilupakan juga, setan selalu mengintai untuk menjerumuskannya ke lembah kenistaan, memalingkannya dari setiap kebaikan dan dzikrullah. Maka, sangat mengherankan, makhluk dengan keadaan seperti ini, mengapa tidak menyadari keadaannya dan kemudian memohon kekuatan, kemudahan, dan pertolongan dari Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Kuat?! Abu Hurairah رضي الله عنه meriwayatkan hadits, ia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: أَعْجَزُ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ الدُّعَاءِ وَأَبْخَلُهُمْ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلاَمِ Manusia paling lemah adalah orang yang paling malas berdoa (kepada Allah). Dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil memberi salam. (HR Abu Ya’la, ath-Thabrani, Ibnu Hibban dan ‘Abdul-Ghani al-Maqdisi).[2] Untuk itu, Syaikh Bakr Abu Zaid رحمه الله mengungkapkan rasa keprihatinannya, “Kasihan, kasihan, orang yang malas untuk berdoa. Sungguh orang itu sudah menutup banyak akses menuju kebaikan dan karunia (dari Allah) bagi dirinyanya”.[3] Wallahu a’lam. (Abu Minhal, Lc.)[] Disalin dari Majalah as-Sunnah_Baituna no.12/ Thn. XVI, Jumadil ‘Awwal 1434H/ April 2013, hal.5 [1] Taisiru al-Karimi ar-Rahman, hlm. 810. [2] Syaikh al-Albani رحمه الله menilainya berderajat shahih. Lihat ash-Shahihah, no. 601 dan Shahihul-Jami’, no.1044. [3] Tash-hihu ad-Du’a, hlm. 61

Puasa Sebagai Sarana Pembinaan Jiwa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Sahabat saudaraku fillah....sesungguhnya shaum ( puasa ) di bulan Ramadhan merupakan pilar bangunan Islam yang utama... " Islam dibangun di atas lima perkara : syahadat bahwasannya tiada Rabb selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, shaum Ramadhan dan ibadah haji ( Muttafaq 'alaih ). Sehingga shaum Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat Islam" Wahai orang-orang yang beriman , diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. "( QS. Al-Baqarah: 183) Shaum berarti menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.. Hal-hal yang membatalkan shaum yakni: makan, minum dan berhubungan suami istri. Shaum diwajibkan bagi mereka yang memenuhi syarat yakni: Islam, dewasa, sehat, berakal,tidak dalam perjalanan yang jauh, dan suci dari haid/ nifas bagi muslimah. Saudaraku, shaum Ramadhan dijadikan sebagai salah satu pilar pokok ajaran Islam karena memiliki nilai yang amat bermanfaat bagi pembinaan jiwa seorang Muslim, di antaranya: ~ Puasa mensucikan jiwa Dengan mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya serta menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan shaum kita akan terbiasa mengerem berbagai perilaku maksiat dan perilaku tak baik lainnya sehingga hati dan jiwa kita menjadi bersih. ~ Mengangkat unsur ruhani di atas unsur materi pada diri kita. Unsur materi membuat orang cenderung cinta kepada dunia. Sedangkan unsur ruhani membuat seseorang cenderung mencintai ILlahi. Dalam shaum terdapat kemenangan ruhani atas materi dan nafsu. Hal ini karena selama berpuasa hatinya selalu terpaut pada Allah sehingga tak ada peluang berbuat kemaksiatan. ~ Mendidik kemauan untuk beramal dalam ketaatan. Shaum memberi pelajaran kepada kita bahwa ternyata kita mampu melakukan berbagai amalan selama sebulan penuh. Hal ini memotivasi kita agar mampu menjalankan amalan ketaatan kepada Allah dalam berbagai bidang dan tidak hanya di bulan Ramadhan saja. ~Melatih kesabaran Sabar ingin segera memiliki sesuatu, sabar dari amarah, sabar dari rasa malas, sabar dalam menjalankan ketaatan, sabar untuk tidak berbuat maksiat dan berbagai kesabaran lainnya. Shaum membiasakan kesabaran karena kita terbiasa menahan diri dalam berbagai hal yang bisa membatalkan atau mengurangi pahala shaum. ~ Menekan gejolak nafsu Shaum mampu membentengi kita agar tidak terjerumus dalam nafsu sesaat. ~Menajamkan perasaan atas anugerah nikmat Allah Banyaknya nikmat bisa membuat orang kehilangan kepekaan terhadap nilainya. Sebuah nikmat sungguh akan amat terasa manakala sudah tak ada di tangan. Seseorang dapat merasakan nikmatnya kenyang dan dahaga jika ia lapar dan haus. Sehingga jika kita shaum pada waktu berbuka puasa kita akan merasakan betapa nikmatnya kenyang dan dahaga yang mana hal ini akan mendorong kita untuk mensyukuri atas segala nikmat-Nya. ~ Mempersiapkan kita menjadi orang yang bertaqwa Shaum memelihara kesehatan hati dan anggota badan serta mengembalikan hal-hal yang telah dirampas oleh nafsu kita. Ia adalah pertolongan Allah sebagai sarana membangun ketaqwaan. Shaum Ramadhan merupakan sekolah istimewa yang dibuka oleh Islam untuk pendidikan ketaqwaan yakni penanaman nilai- nilai yang luhur agar kita amalkan dalam bulan- bulan selanjutnya... Amin....

"FIRDAUS REGENCY"

Hunian Nyaman yang Tak Terbayangkan ! Type : - Jannatun Na'im - Jannatul Ma'wa - Jannatul Firdaus (Semua Type Ready Stock) Fasilitas: (Qs.88 A.10-16) - Ada mata air yg mengalir - Ada dipan2 yg ditinggikn - Permadani2 yg terhampar Bagi Penghuni; - View Tak Terbatas - Akses Masuk 7 Pintu - Taman Main Anak Anak Sholeh-Sholehah termegah - Taman Jutaan Hektar dgn buah Segar, Ranum, Nikmat & Siap Santap dll... Syarat Pemesanan : 1. BerTaubat & Kembali kepada Jalan-Nya, 2. Memegang Teguh Dien/Agama 3. Melaksanakan Seluruh Syari'at-Nya 4. Menjauhi segala laranngan-Nya DP : - 2,5% Sisihkan Harta untuk BerZakat - 100% rajin bershodaqoh. - 100% Gunakan Waktu untuk Berbuat Baik Waktu sangat Terbatas... Hunian Terbatas Alamat informasi; Maqom Tahajjud. jam kerja 02.30 sd 03.30 Inilah sebaik-baik Tempat Tinggal. Ayo segera DP Sekarang juga... !! Manfaatkan bulan promo per tanggal 1 s/d 30 Ramadhan 1434H. Dapatkan keuntungan berlipat ganda dari DP yang anda belanjakan. Selamat menyongsong Bulan Suci Ramadhan, mohon maaf lahir & batin.

Kamis, 13 Juni 2013

Kenapa Malaikat Mika'il Tidak Pernah Tertawa ?

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bahwasanya malaikat Jibril berkata, ما لي لا أرى ميكائيل ضاحكاً قط ؟ ” قال : ما ضحك ميكائيل منذ خلقت النار “aku tidak pernah melihat Mikail tertawa sedikitpun, Mikail tidak pernah tertawa sejak diciptakan neraka”. [HR. Ahmad no, 12930, syaikh Al-Albani rujuk dari mendha’ifkan menjadi menshahihkannya di Shahih At-Targhib no. 3664] Faedah hadits : 1. Kedahsyatan dan kengerian neraka, karena Malaikat Mikail tidak pernah tertawa semenjak neraka diciptakan, beliau khawatir Allah murka terhadapnya dan menyiksanya dengan neraka. [Lihat: At-Taisir Syarah Al-Jami Ash-Shaghir] 2. Keutamaan Malaikat Mikail. 3. Neraka telah ada dan telah tercipta sebagaimana surga telah ada dan telah tercipta. [Lihat: Al-Istidzkar] 4. Malaikat Mikail telah tercipta sebelum neraka diciptakan. [Lihat: Faidhul Qadir] Wahai yang masih bergelimang kemaksiatan... ▬ Apakah engkau tidak takut dengan api neraka?? ▬▬ Apakah engkau lebih perkasa dari malaikat? Malaikat Mika'il yang begitu ta'at dan memiliki banyak keutamaan, dia takut jika Allah murka kepadanya dan menyiksanya... Via Mutiara Hadits Pilihan

Rabu, 12 Juni 2013

Kutipan Hikmah

AKU telah Dilamar oleh MALAIKAT MAUT. Aku akan MENIKAH dengan KEMATIAN. AKU akan BERCERAI dengan DUNIA yang ku KEJAR. MAHARKU adalah SEKARAT & sepersalinan KAI­­N PUTIH. PELAMINANKU diwangikan dengan GAHARU CENDANA. Aku akan DIARAK dengan laungan ADZAN. BerAKADkan TALAKIN, BerWALI kan LIANG LAHAD, berSAKSIkan NISAN. Pada Malam Pertamaku, aku akan DISERIKAN dengan persoalan MUNGKAR & NANGKIR Pernikahan ini pasti TERJADI pada setiap yang BERNYAWA. REKENUNGKANLAH SAUDARA KU, selalu ingatlah akan kematian. Dari Sahabat untuk Sahabat.

Tak usah membalas kebencian orang

✽ Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh✽ Tak usah membalas kebencian orang yang tak suka terhadap kita walau kita sangat ingin.. Karena sesungguhnya tanpa kita sadari dia adalah “PEMINAT” kita yang setia menghabiskan waktu untuk mencari kesalahan kita.. Lebih dari itu,melalui dia kita belajar kuat setiap hari.. Apapun yang kita alami,jangan biarkan mengusik kebahagiaan kita.. Sisakan senyum walau pahit.. Mereka ingin berbahagia dengan caranya,kita pun berhak untuk bahagia dengan cara yang lebih santun.. Ya Allah jadikan kami pribadi yang sabar dan tetap tersenyum bahagia..Amiin.....

Senin, 10 Juni 2013

☆ LIMA KENIKMATAN TERBESAR YANG AKAN DIMINTAI PERTANGGUNGJAWABANNYA ☆

♥BismillaahiRRahmaaniRRahiim♥ ❥ Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa sallam Bersabda : لاَ تَزُولُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَه وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ ❥ Tidak akan bergerak dua kaki seorang hamba pada hari kiamat dari hadapan RABB nya sampai ia ditanya tentang LIMA perkara : ❥ Tentang UMUR nya pada apa ia habiskan..?? ❥ Tentang MASA MUDA nya pada apa ia pergunakan..?? ❥ Tentang HARTA nya dari mana ia dapatkan..?? ❥ Dan KEMANA ia belanjakan..?? ❥ Dan tentang ILMU yang ia ketahui apa yang telah ia Amal kan..?? ❥ (HR. At-Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu,Ash-Shahihah: 946 ).. ♥Semoga BERMANFAAT,Aamiin♥

Mutiara Hikmah Surat al-Fatihah.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu al-Kitab dengan membawa kebenaran. Maka beribadahlah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya. Ketahuilah, hak Allah untuk menerima agama/ketaatan yang murni.” (QS. az-Zumar: 2-3) Diantara ribuan ayat al-Qur’an, terdapat sebuah surat yang sudah sangat dikenal dan dihafal oleh umat Islam. Di dalamnya terkandung rahasia-rahasia ilmu al-Qur’an. Inilah bukti kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya. Tatkala Allah jadikan surat ini dengan mudahnya dikenal oleh umat manusia. Agar mereka mau merenungi kandungan makna-maknanya. Imam Ibnu Abil ‘Izz al-Hanafi rahimahullah berkata, “Sesungguhnya suatu ilmu yang kebutuhan umat manusia terhadapnya semakin besar maka konsekuensinya adalah dalil-dalil yang menunjukkan kepadanya juga semakin jelas, sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya.” (lihat Syarh al-’Aqidah ath-Thahawiyah, hal. 86) Apabila dicermati dengan baik, kita akan mengetahui bahwa surat al-Fatihah memiliki sekian banyak faidah (pelajaran) yang sangat penting dan mendasar bagi setiap muslim dan muslimah. Di dalamnya ditanamkan prinsip-prinsip pokok ajaran Islam dan kunci-kunci kebaikan. Prinsip-prinsip yang merupakan pondasi tegaknya penghambaan kepada Allah Rabb seru sekalian alam. Prinsip-prinsip yang mengokohan keyakinan di dalam hati seorang mukmin tentang luasnya kasih sayang Allah dan keadilan-Nya. Prinsip-prinsip yang mengarahkan hidupnya menuju pribadi yang bertakwa. Pribadi yang menjadikan dunia sebagai sarana dan akhirat sebagai tujuan hidupnya. Pribadi yang senantiasa menyimpan rasa cinta, harap, dan takut kepada Rabbnya. Prinsip-prinsip inilah yang membuatnya senantiasa bergantung kepada Allah dan mempersembahkan ibadah kepada-Nya semata. Prinsip-prinsip yang memandu hati, pikiran, ucapan, dan tingkah lakunya demi menggapai kebahagiaan hidup yang sesungguhnya. Kebahagiaan berada di tangan-Nya, maka tidak bisa diraih kecuali dengan taat kepada-Nya. Dia lah al-Malik, Sang Maha Raja dan al-Maalik, Sang Maha Kuasa. Dia lah yang akan memberikan balasan kebaikan berlipat ganda kepada hamba yang taat kepada-Nya. Dia pula yang akan memberikan hukuman setimpal kepada hamba yang durhaka. Maka bagaimana mungkin seorang hamba yang lemah dan tidak mengerti segala kemaslahatan hidupnya bisa selamat kalau bukan dengan taufik dan bimbingan dari-Nya. Sehingga petunjuk Allah adalah energi bagi setiap desah nafas dan detak jantungnya. Tidak ada kehidupan baginya kecuali dengan tunduk dan mencintai Sang Pencipta dirinya. Dan itu tak bisa dilakukannya kecuali dengan bimbingan utusan-Nya guna menjalani setiap jengkal kehidupan yang dilaluinya. Jalan lurus yang telah dihamparkan oleh Allah dan dilalui oleh para pendahulu dalam kebaikan. Inilah jalan yang harus dipilih untuk menggapai keselamatan dan kebahagiaan yang diidam-idamkan. Di atas jalan ini dia harus mematuhi rambu-rambu yang mengatur lalu-lintas kehidupan. Rambu-rambu yang memberitahukan kepadanya kapan dia harus diam, kapan harus berbicara, dan kapan harus menggerakkan anggota badan dalam melaksanakan perintah Rabbnya. Rambu-rambu ini yang akan menuntunnya agar terhindar dari bahaya berupa kemurkaan Allah atau tersesat dari jalan-Nya. Faidah-faidah ini akan kita temukan dengan mengkaji kandungan surat al-Fatihah melalui lisan dan tulisan para ulama. Namun, itu semua hanya akan bisa diraih dengan hati yang jernih, pikiran yang tenang, memperhatikan keterangan-keterangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya (yang artinya), “Sesungguhnya di dalam hal itu terdapat pelajaran bagi orang yang memiliki hati (yang hidup), memasang pendengaran, dan hatinya hadir menyaksikan.” (QS. Qaaf: 37)... Semoga Bermanfaat utk kita semua... آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن

Jumat, 07 Juni 2013

Maut merupakan ketetapan ALLAH.

Seandainya ada seseorang yang selamat dari maut, niscaya manusia yang paling mulia pun akan selamat. Namun maut merupakan Sunnah-ketetapan-NYA atas seluruh makhluk. ALLAH berfirman: إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ "Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)" [Az Zumar:30]. Kematian datang berulang-ulang, menjemput setiap orang, orang tua maupun anak-anak, orang kaya maupun orang miskin, orang kuat maupun orang lemah. Semuanya menghadapi kematian dengan sikap yang sama, tidak ada kemampuan menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari orang lain, tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan. Semua itu mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling tinggi. Tak seorang pun manusia memiliki wewenang atas kematian. Hanya di tangan ALLAH semata pemberian kehidupan. Dan hanya di tangan-NYA, mengambil kembali yang telah DIA berikan pada ajal yang telah digariskan. ALLAH Subhanahu wa Ta'ala berfirman: كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan". [Ali Imran:185]. Tidak ada manusia yang kekal di dunia ini. وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ {34} كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ {35} "KAMI tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. KAMI akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada KAMI-lah kamu dikembalikan" [Al Anbiya(34): 35]. ~Liang lahat tempatku kelak,berupaya mengingat kematian~

Bersemangatlah!

Bismillaah.. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersemangatlah untuk meraih segala hal yang bermanfaat bagimu. Mintalah pertolongan Alloh dan jangan lemah. Apabila engkau tertimpa sesuatu (yang tidak menyenangkan) janganlah berkata, ‘Seandainya aku dulu berbuat begini niscaya akan menjadi begini dan begitu’ Akan tetapi katakanlah, ‘QaddarAllohu wa maa syaa’a fa’ala, Alloh telah mentakdirkan, terserah apa yang diputuskan-Nya’. Karena perkataan seandainya dapat membuka celah perbuatan syaitan.” (HR. Muslim) Imam Ibnu Qayyim rohimahulloh mengatakan, “Letak kebahagiaan manusia ialah pada semangatnya untuk meraih perkara yang bermanfaat bagi dirinya, baik untuk kehidupan dunia maupun akhiratnya. Mewujudkan semangat adalah dengan cara mengerahkan segenap kesungguhan dan mencurahkan segenap kemampuan. Apabila seseorang yang sangat bersemangat menggeluti perkara yang bermanfaat baginya maka semangatnya itu layak untuk dipuji. Seluruh potensi kesempurnaan diri akan terwujud dengan tergabungnya kedua perkara ini: ia memiliki semangat yang menyala-nyala dan semangatnya itu dicurahkan kepada sesuatu yang bermanfaat baginya…”

Senin, 03 Juni 2013

7 Golongan yang Mendapat Naungan Allah pada Hari Kiamat

“Ada Tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allāh pada hari tiada naungan kecuali naungan dari-Nya: 1. Seorang pemimpin yang adil. 2. Pemuda yang tumbuh dalam ketaatan beribadah kepada Allāh. 3. Seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid. 4. Dua orang yang saling mencintai karena Allāh; mereka bertemu dan berpisah karena-Nya. 5. Seorang lelaki yang diajak [berbuat keji] oleh perempuan yang berkedudukan serta berparas cantik, lantas dia berkata: “Aku takut kepada Allah.” 6. Seorang lelaki yang bersedekah seraya dia sembunyikan sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. 7. Dan seorang lelaki yang berdzikir/mengingat Allāh dalam keadaan sendirian lalu mengalirlah air matanya.” (HR. Bukhari: 660 dan Muslim: 1031)

( TABARRUJ / BUKA AURAT ) DAN WANITA YG PALING DEKAT DENGAN ALLAH SWT YAITU DIRUMAHNYA

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya wanita adalah aurat, maka jika dia keluar (rumah) Syaithan akan mengikutinya (menghiasainya agar menjadi fitnah bagi laki-laki), dan keadaanya yang paling dekat dengan Rabbnya (Allah Azza wa Jalla) adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”. [ HR Ibnu Khuzaimah (no. 1685), Ibnu Hibban (no. 5599) dan at-Thabrani dalam “al-Mu'jamul ausath” (no. 2890), dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, al-Mundziri ] Tabarruj adalah sunnah dari Iblis. Karena dia berusaha keras untuk membuka aurat dan menyingkap hijab mereka, maka tabarruj merupakan target utama (tipu daya) Iblis. Allah Jalaa Jalaaluh berfirman: يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنزعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh Syaitan sebagaimana dia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu (Adam dan Hawa) dari Surga, dia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya” [al-A’raaf: 27] Tabarruj digandengakan dengan syirik, zina, mencuri dan dosa-dosa besar lainnya, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan salah satu syarat untuk membai’at para wanita muslimah dengan meninggalkan tabarruj. Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu, beliau berkata: Umaimah bintu Ruqaiqah datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membai’at beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas agama Islam. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku membai’at kamu atas (dasar) kamu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anakmu, tidak berbuat dusta yang kamu ada-adakan antara kedua tangan dan kakimu, tidak meratapi mayat, dan tidak melakukan tabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” [HR Ahmad (2/196) dan dinyatakan hasan kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 121)] Tabarruj adalah sunnah Jahiliyah, sebagaimana dalam firman Allah: وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى “Dan hendaklah kalian (wahai istri-istri Nabi) menetap di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” [al-Ahzaab:33]. Imam al-Qurthubi, ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata: “Makna ayat ini adalah perintah (bagi kaum perempuan) untuk menetapi rumah-rumah mereka. Meskipun (asalnya) ini ditujukan kepada istri-istri Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi secara makna (wanita-wanita) selain mereka (juga) termasuk dalam perintah tersebut. Ini seandainya tidak ada dalil yang khusus (mencakup) semua wanita. Padahal (dalil-dalil dalam) syariat Islam penuh dengan (perintah) bagi kaum wanita untuk menetapi rumah-rumah mereka dan tidak keluar rumah kecuali karena darurat (terpaksa)” [ Kitab “al-Jaami’ liahkaamil Qur-an” (14/174). ] Imam asy-Syaukani berkata: “at-Tabarruj adalah dengan seorang wanita menampakkan sebagian dari perhiasan dan kecantikannya yang (seharusnya) wajib untuk ditutupinya, yang ini dapat memancing syahwat (hasrat) laki-laki” [ Kitab “Fathul Qadiir” (4/395) ]. Sebarkan.

15 DOSA DI KEPALA WANITA

1. Tidak berhijab (menutup aurat). Allah berfirman, yang artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min:”Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59). Allah Ta’ala juga berfirman, yang artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur: 24). 2. Menyambung rambut / memakai konde. Dari Asma’ binti Abi Bakr, ada seorang perempuan yang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Telah kunikahkan anak gadisku setelah itu dia sakit sehingga semua rambut kepalanya rontok dan suaminya memintaku segera mempertemukannya dengan anak gadisku, apakah aku boleh menyambung rambut kepalanya. Rasulullah lantas melaknat perempuan yang menyambung rambut dan perempuan yang meminta agar rambutnya disambung” (HR Bukhari no 5591 dan Muslim no 2122). 3. Mewarnai / menyemir rambut dengan warna hitam. Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada akhir zaman nanti akan muncul suatu kaum yang bersemir dengan warna hitam seperti tembolok merpati. Mereka itu tidak akan mencium bau surga.” (HR. Abu Daud, An Nasa’i, Ibnu Hibban dalam shahihnya, dan Al Hakim. Al Hakim mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadits ini shahih). Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, ”Pada hari penaklukan Makkah, Abu Quhafah (ayah Abu Bakar) datang dalam keadaan kepala dan jenggotnya telah memutih (seperti kapas, artinya beliau telah beruban). Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam.” (HR. Muslim). 4. Mencabut uban. Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah mencabut uban. Tidaklah seorang muslim yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, melainkan uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat nanti.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shagir mengatakan bahwa hadits ini shahih). 5. Memakai bulu mata palsu. Fatwa: "...Menurut hemat saya, tidak diperbolehkan memasang bulu mata buatan (palsu) pada kedua matanya, karena hal tersebut sama dengan memasang rambut palsu, dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melaknat wanita yang memasang dan yang minta dipasangi rambut palsu. Jika Nabi telah melarang menyambungkan rambut dengan rambut lainnya (memasang rambut palsu) maka memasang bulu mata pun tidak boleh. Juga tidak boleh memasang bulu mata palsu karena alasan bulu mata yang asli tidak lentik atau pendek. Selayaknya seorang wanita muslimah menerima dengan penuh kerelaan sesuatu yang telah ditakdirkan Allah, dan tidak perlu melakukan tipu daya atau merekayasa kecantikan, sehingga tampak kepada sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti memiliki pakaian yang tidak patut dipakai oleh seorang wanita muslimah..." (Disampaikan dan didiktekan oleh Syaikh Abdullah Bin Abdurrahman al-Jibrin. Sumber : Fatwa-Fatwa Terkini jilid 3, hal.80-81 cet, Darul Haq, Jakarta.) 6. Bertabarruj. Allah Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Dan janganlah kalian (para wanita) bertabarruj (keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” [al-Ahzaab:33]. 7. Merenggangkan / mengikir gigi. Dari Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang orang mencukur alis, mengkikir gigi, menyambung rambut, dan mentato, kecuali karena penyakit. (HR. Ahmad 3945 dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnaut). Dari ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Semoga Allah melaknat orang yang mentato, yang minta ditato, yang mencabut alis, yang minta dikerok alis, yang merenggangkan gigi, untuk memperindah penampilan, yang mengubah ciptaan Allah. (HR. Bukhari 4886). 8. Membuat tatto. Lihat point ke-7. 9. Memakai jilbab gaul / tidak memenuhi syarat hijab. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahkan telah memperingatkan kita dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: “Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat sebelumnya, yaitu suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor-ekor sapi betina yang mereka pakai untuk mencambuk manusia; wanita-wanita yang berpakaian (namun) telanjang, yang kalau berjalan berlenggak-lenggok menggoyang-goyangkan kepalanya lagi durhaka (tidak ta’at), kepalanya seperti punuk-punuk unta yang meliuk-liuk. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak dapat mencium bau wanginya, padahal bau wanginya itu sudah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (Hadits shahih. Riwayat Muslim (no. 2128) dan Ahmad (no. 8673). 10. Memakai rambut palsu. Memakai wig/rambut palsu hukumnya haram, karena termasuk al-washl yaitu menyambung rambut yang diharamkan. (Fatwa asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah). Seandainya tidak dianggap al-washl, maka wig itu menampakkan rambut si wanita lebih panjang daripada yang sebenarnya sehingga menyerupai al-washl. Padahal wanita yang melakukannya dilaknat sebagaimana disebutkan oleh hadits: “Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan minta disambungkan rambutnya.” (HR. al-Bukhari no. 5941, 5926 dan Muslim no. 5530). (Fatwa asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah). Perbuatan al-washl ini diharamkan, sama saja apakah si wanita melakukannya dengan izin suami atau tidak, karena perbuatan haram tidak terkait dengan izin dan ridha. 11. Mencukur rambut menyerupai laki-laki atau wanita kafir. a. Potongan yang menyerupai potongan laki-laki maka hukumnya haram dan dosa besar, sebab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kaum wanita yang menyerupai kaum pria. Sebagaimana disebutkan dalam hadis, dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, bahwa beliau mengatakan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat kaum lelaki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai lelaki.” (H.r. Bukhari) b. Potongan yang menyerupai potongan khas wanita kafir, maka hukumnya juga haram, karena tidak boleh menyerupai orang-orang kafir. Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibn Umar radliallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang meniru-niru (kebiasaan) suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut” (H.r. Abu Daud, dan dishahihkan al-Albani)(Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=ulgi9xGoDuQ. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Deman Pembina Konsultasi Syariah) 12. Mencukur / mencabut bulu alis. Lihat point ke-7. 13. Memakai lensa kontak berwarna untuk tabarruj. Syaikh Muhammad shalih Al-Munajjid hafidzahullah berkata: "...lensa kontak berwana untuk perhiasan (untuk bergaya). Maka hukumnya sama dengan perhiasan, jika digunakan untuk berhias bagi suaminya maka tidak mengapa. Jika digunakan untuk yang lain maka hendaknya tidak menimbulkan fitnah. Dipersyaratkan juga tidak menimbulkan bahaya (misalnya iritasi dan alergi pada mata, pent) atau menimbulkan unsur penipuan dan kebohongan misalnya menampakkan pada laki-laki yang akan melamar. Dan juga tidak ada unsur menyia-nyiakan harta (israaf) karena Allah melarangnya." [Sumber: http://islamqa.info/ar/ref/926] 14. Operasi plastik untuk kecantikan. Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya, “Bagaimana hukum melaksanakan operasi kecantikan dan hukum mempelajari ilmu kecantikan?” Jawaban beliau,”Operasi kecantikan (plastik) ini ada dua macam. Pertama, operasi kecantikan untuk menghilangkan cacat yang karena kecelakaan atau yang lainnya. Operasi seperti ini boleh dilakukan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan izin kepada seorang lelaki–yang terpotong hidungnya dalam peperangan–untuk membuat hidung palsu dari emas. Kedua, operasi yang dilakukan bukan untuk menghilangkan cacat, namun hanya untuk menambah kecantikan (supaya bertambah cantik). Operasi ini hukumnya haram, tidak boleh dilakukan, karena dalam sebuah hadis (disebutkan), ‘Rasulullah melaknat orang yang menyambung rambut, orang yang minta disambung rambutnya, orang yang membuat tato, dan orang yang minta dibuatkan tato.’ (H.R. Bukhari). (Fatawa Al-Mar’ah Al-Muslimah, hlm. 478–479). Sumber: Majalah As-Sunnah, edisi 5, tahun IX, 1426 H/2005 M. 15. Memakai kawat gigi untuk kecantikan / tabarruj. Syaikh Ibnu Utsaimin pernah ditanya, “Apa hukumnya memperbaiki gigi?” Syaikh menjawab, “Memperbaiki gigi ini dibagi menjadi dua kategori: Pertama, jika tujuannya supaya bertambah cantik atu indah, maka ini hukumnya haram. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita yang menata giginya agar terlihat lebih indah yang merubah ciptaan Allah. Padahal seorang wanita membutuhkan hal yang demikian untuk estetika (keindahan), dengan demikian seorang laki-laki lebih layak dilarang daripada wanita. Kedua, jika seseorang memperbaikinya karena ada cacat, tidak mengapa ia melakukannya. Sebagian orang ada suatu cacat pada giginya, mungkin pada gigi serinya atau gigi yang lain. Cacat tersebut membuat orang merasa jijik untuk melihatnya. Keadaan yang demikian ini dimaklumi untuk membenarkannya. Hal ini dikategorikan sebagai menghilangkan aib atau cacat bukan termasuk menambah kecantikan. Dasar argumentasinya (dalil), Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan seorang laki-laki yang hidungnya terpotong agar menggantinya dengan hidung palsu dari emas, yang demikian ini termasuk menghilangkan cacat bukan dimaksudkan untuk mempercantik diri.” Allahu a’lam. (Dijawab oleh Tim Redaksi Konsultasi Syariah). Oleh Abu Fahd Negara Tauhid.

NASIHAT SALAFUSH SHALIH UNTUK DIRIKU & UNTUKMU PARA SAHABATKU

Dari Kinanah bin Jibillah As-Sullami, diriwayatkan bahwa ia berkata: Apabila engkau melihat orang yang lebih tua umurnya darimu, katakanlah (kepada dirimu): "Orang ini sudah mendahuluiku dalam beriman dan beramal shalih, ia tentu lebih baik dariku." Apabila engkau melihat orang yang lebih muda umurnya darimu, katakanlah (kepada dirimu): "Aku telah mendahuluinya berbuat dosa dan kemaksiatan, ia tentu lebih baik dariku." Apabila engkau melihat sahabat-sahabatmu menghormati dan memuliakanmu, katakanlah (kepada dirimu): "Ini adalah keutamaan yang akan diperhitungkan nanti." Kalau engkau melihat mereka kurang menghormatimu, katakanlah (kepada dirimu): "Ini adalah akibat dosa yang kuperbuat sendiri." [Shifatush Shafwah (III: 248), Ibnul Jauzi. Dikutip dari buku "Sudah Salafikah Akhlak Anda?"

BELAJAR Dan INTROSPEKSI Diri

Jangan memandang kejahatan orang lain sebagai sebuah kepastian bahwa ia bakal masuk ke dalam Neraka.. Dan jangan pula memandang kebaikan diri sendiri sebagai sebuah kepastian bahwa kita bakal masuk ke dalam Surga.. Karena sesungguhnya hati manusia itu sewaktu-waktu bisa berubah. Kadang baik dan kadang pula menjadi tidak baik.. Seseorang yang sekarang jahat belum tentu selamanya dan saat akhir kematiannya akan tetap jahat.. Demikian pula seseorang yang sekarang baik belum tentu selamanya dan saat akhir kematiannya tetap baik.. Surga dan Neraka hanya Allah yang menentukan.. Kita hanya sebatas berusaha menjadi orang yang baik dengan mengerjakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.. Semoga kita akan senantiasa mendapatkan rahmat serta hidayah-nya Nya sehingga kita bakal ditempatkan mulia di sisi-Nya menjadi salah satu yang terbaik.. Aamiin.. Semoga bermanfaat..

Petuah ulama, pentingnya menjaga waktu

Inilah nasehat berharga dari para ulama kita. Sungguh di zaman ini, kita akan melihat banyak orang yang menyia-nyiakan waktu dan umurnya dengan sia-sia. Kebanyakan kita saat ini hanya mengisi waktu dengan maksiat, lalai dari ketaatan dan ibadah, dan gemar melakukan hal yang sia-sia yang membuat lalai dari mengingat Allah. Padahal kehidupan di dunia ini adalah kehidupan yang sangat singkat, tetapi kebanyakan kita lalai memanfaatkan waktu yang telah Allah berikan **Ketahuilah bahwa Engkau Seperti Hari-harimu =================================== Hasan Al Bashri mengatakan, ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك “Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.” [Hilyatul Awliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi] **Waktu Pasti akan Berlalu, Beramallah =================================== Ja’far bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri, إنما أنت أيام معدودة، فإذا ذهب يوم ذهب بعضك، ويوشك إذا ذهب البعض أن يذهب الكل وأنت تعلم، فاعمل. “Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka sebagian dirimu juga akan hilang. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, lalu hilanglah seluruh dirimu (baca: mati) sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh karena itu, beramallah.” [Shifatush Shofwah, 1/405, Asy Syamilah] **Waktu Bagaikan Pedang ==================================== Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan, صحبت الصوفية فلم أستفد منهم سوى حرفين أحدهما قولهم الوقت سيف فإن لم تقطعه قطعك “Aku pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.” Jika Tidak Tersibukkan dengan Kebaikan, Pasti akan Terjatuh pada Perkara yang Sia-sia Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas, “Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain: ونفسك إن أشغلتها بالحق وإلا اشتغلتك بالباطل Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).”[Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah] **Waktu Berlalu Begitu Cepatnya ===================================== Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.” **Kematian Lebih Layak Bagi Orang yang Menyia-nyiakan Waktu ========================================= Lalu Ibnul Qoyyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu, “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan (baca: kesia-siaan), maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.”[Al Jawabul Kafi, 109] **Janganlah Sia-siakan Waktumu Selain untuk Mengingat Allah ======================================== Dari Abdullah bin Abdil Malik, beliau berkata, “Kami suatu saat berjalan bersama ayah kami di atas tandunya. Lalu dia berkata pada kami, ‘Bertasbihlah sampai di pohon itu.’ Lalu kami pun bertasbih sampai di pohon yang dia tunjuk. Kemudian nampak lagi pohon lain, lalu dia berkata pada kami, ‘Bertakbirlah sampai di pohon itu.’ Lalu kami pun bertakbir. Inilah yang biasa diajarkan oleh ayah kami.”[Az Zuhud li Ahmad bin Hambal, 3/321, Asy Syamilah] Semoga kita sebagai hamba Allah senantiasa diberi kemudahan untuk memanfaatkan waktu ini dalam ketaatan dan dijauhkan dari kelalaian, Amiin..

Tingkatan Kepribadian Manusia, Pandangan Islam

Manusia dalam pribadinya memiliki tingkatan kepribadian dalam perspektif islam. Apa saja?? tingkatan kepribadian tersebut? Berikut merupakan tingkatan kepribadian manusia: Kepribadian tingkat 1 : An-Nafs al-Ammarah Lebih pada hasrat dan kenikmatan dunia.Ditingkat ini iri, serakah, sombong, nafsu seksual, pamer, fitnah, dusta, marah dan sejenisnya menjadi yg paling dominan. Tertuju pada selera jasmani dan pemanjaan ego. Kepribadian tingkat 2 : An-Nafs al-Lawwamah Sudah mulai melawan nafsu jahat yg ada, meski tak menentu tentang tujuan hidupnya. Hasrat rendah mulai ia lawan oleh jiwanya tapi masih menjadi subyek yg dikendalikan hasrat2 yg bersifat fisik, sering tertipu oleh kefana’an dunia. Kepribadian tingkat 3 : An- Nafs al-Mulhima Menyadari cahaya sejati adalah petunjuk Allah SWT. Taqwa dan mencari ridho Allah adalah garis besarnya. Menginntrospeksi diri, berdzikir dan mengikuti Sunah Nabi. Kepribadian tingkat 4 : An-Nafs al-Qana’ah Hati yg telah mantab, menerima apa adanya. Ketinggalan ‘status’ baginya bukan berarti keterbelakangan dan kebodohan. Ketidakpuasan menunjukan bahwa ia serakah, pada tingkat ini manusia meyakini bahwa Allah mengetahui apa yg terbaik dalam situasi apapun. Kepribadian tingkat 5 : An-Nafs al-Mut’mainnah Menemukan kebahagiaan dalam mencintai Allah. Jiwanya tenang, terbebas dari ketegangan, karena pengetahuannya telah mantap bahwa segala sesuatu akan kembali kepada Allah SWT. Benar-benar telah memperoleh kualitas yg sangat baik dalam ketenangan dan keheningan. Kepribadian tingkat 6 : An-Nafs al-Radiyah Ini adalah ciri tambahan bagi jiwa yg puas dan tenang. Ia merasa bahagia karena Allah SWT ridho padanya. Menyadari bahwa Islam adalah fitrah insan dan ia pun haqqul yaqin pada firman Allah SWT, “…. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu….” Ia patuh pada Allah SWT semata-mata hanya sebagai perwujudan rasa syukurnya. Kepribadian tingkat 7 : An-Nafs al-Kamilah Ini adalah tingkat manusia yg sempurna (al-Insan al-Kamil). Kesempurnaannya adalah kesempurnaan moral yg telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil dari kesadaran murni akan pengetahuan yg sempurna tentang Allah SWT. “Selubung diri” nya telah terbuka hanya mengikuti Kesadaran Illahi. Nabi Muhammad SAW adalah contoh manusia yg telah sampai pada tingkat ini. Kepribadiannya mengungkapkan segala hal yg mulia dalam kodrat manusia. Sumber : "Pengenalan Diri"

Kamis, 23 Mei 2013

BERTAUBAT SEBELUM TIDUR

Hidup di dunia ini hanya sementara. Saat kematian menjemput seseorang, berarti harus berpisah dengan dunia dan segala isinya. Dan itu pasti terjadi. Allâh Azza wa Jalla berfirman : كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. [al-Anbiyâ’/21:35] Dalam ayat lain Allâh berfirman : أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu (berada) dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. [an-Nisâ`/4: 78] Kematian akan menimpa semua orang, baik yang shalih atau yang durhaka, yang kaya raya ataupun yang miskin papa, yang terpandang ataupun tidak, yang ikut berjihad ataupun duduk santai di rumahnya, dan lain sebagainya. Semuanya pasti akan mati bila ajalnya telah tiba ajalnya dan semuanya akan binasa, karena Allâh Azza wa Jalla berfirman : كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ Semua yang ada di bumi itu fana (tidak kekal) [ar-Rahmân/55:26] Kemudian sesudah mati, kita semua akan dihidupkan kembali untuk mempertanggung jawabkan semua amal perbuatan kita. Allâh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya, "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati.” [Hûd/11:7] MARI SEGERA BERTAUBAT KEPADA ALLAH AZZA WA JALLA Jika memang demikian, sementara sudah dapat dipastikan bahwa setiap manusia tidak akan luput dari kelalaian, kesalahan dan dosa kecuali yang dirahmati Allâh dan diberi al-‘ishmah (terpelihara dari salah dan dosa) seperti para nabi dan rasul, maka sudah seharusnya kita semua untuk segera bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla dan tidak menunda-nundanya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ Setiap anak adam (manusia) pernah berbuat kesalahan, namun sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan ialah orang yang segera bertaubat (kepada Allâh).” [HR. Ibnu Mâjah 2/1420, no.4251][1]) . Allâh memerintahkan kita agar segera bertaubat, sebagaimana firman-Nya : وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allâh, hai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung.” [an-Nûr/24:31]. Dan firman-Nya : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allâh dengan taubat yang benar (ikhlas). [at-Tahrîm/66:8] Dan hendaknya kita sering beristighfâr (mohon ampun kepada-Nya) atas dosa-dosa yang telah kita perbuat selama ini. Karena Allâh Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang akan senantiasa menerima taubat dari para hamba-Nya dan mengampuni dosa-dosa sebesar dan sebanyak apapun. Allâh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya, "Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian putus asa dari rahmat Allâh. Sesungguhnya Allâh mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [az-Zumar/39: 53] Di dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً Allâh berfirman: Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apa pun yang datang darimu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu mencapai batas langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni engkau dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa dan engkau tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu dengan sepenuh itu pula ampunan. [HR. Tirmidzi IV/548,no.3540][2] Hendaknya kita mempersiapkan diri dengan bekal taqwa untuk menempuh perjalanan menuju ke negeri akhirat yang merupakan tempat tinggal abadi. BEBERAPA HAL YANG DAPAT MENDORONG SEORANG HAMBA AGAR SEGERA BERATUBAT KEPADA ALLAH SEBELUM TIDUR Kenapa sebelum tidur ? Terdapat banyak hal yang dapat membantu seorang hamba untuk segera bertaubat kepada Allâh kapan pun dan dimanapun. Namun dalam pembahasan kali ini kami akan menyebutkan sebagian amalan yang diharapkan dapat mendorong seorang hamba bertaubat kepada Allâh sebelum tidurnya. Di antaranya: 1. Melakukan Muhâsabah (Introspeksi Diri). Muhâsabah ialah usaha seseorang untuk mengevaluasi segala perbuatannya, baik sebelum maupun sesudah melakukannya. Sebelum tidur hendaklah seorang hamba mengintrospeksi diri atas segala perkataan maupun perbuatannya sepanjang hari, baik yang berkaitan dengan hak-hak Allâh maupun hak-hak sesama manusia. Jika dia telah melakukan amal shalih, maka hendaknya dia bersyukur dengan memuji Allâh dan memohon kepada-Nya tambahan nikmat. Dan memohon kepada-Nya pula agar senantiasa diberi taufiq dan kesanggupan untuk dapat melaksanakan amal ketaatan. Namun jika sebaliknya, maka hendaknya dia segera bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya serta bertekad untuk segera melakukan kebaikan. Tentang muhâsabah, Allâh Azza wa Jalla berfirman : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allâh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allâh [al-Hasyr/59:18] Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu berkata, “Hisablah diri kalian sebelum dihisab, dan timbanglah amal kalian sebelum ditimbang (oleh Allâh) ….”. 2. Mengingat Alam Kubur Yang Sangat Gelap Dan Dia Akan Menyendiri di sana Ketika akan tidur, hendaknya seseorang mengingat suasana alam kubur yang sangat gelap, dia akan berada di sana seorang diri tanpa teman, hanya amalannya selama di dunia yang mendampinginya. Dengan mengingat kondisi ini, hati akan merasa takut kepada Allâh dan siksa-Nya yang sangat pedih, sehingga dia terdorong untuk segera bertaubat kepada Allâh dan banyak mohon ampun kepada-Nya. 3. Banyak Mengingat Kematian Setiap muslim dan muslimah, yang sehat ataupun yang sedang sakit, tua maupun muda, hendaknya selalu mengingat kematian yang datang secara tiba-tiba. Ingatan ini bisa menghalangi dan menghentikan seseorang dari perbuatan maksiat serta memotivasinya untuk beramal shalih. Mengingat kematian ketika dalam kesempitan akan bisa melapangkan hati seorang hamba. Kalau dia ingat kematian ketika hatinya sedang senang, maka dia itu menyebabkan dia tidak lupa diri. Dengan begitu ia selalu dalam keadaan siap untuk pergi meninggalkan dunia dan menghadap Allâh Azza wa Jalla . Mengingat mati bisa melembutkan hati dan menghancurkan sikap tamak terhadap dunia. Karenanya, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan anjuran untuk banyak mengingatnya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذمِ اللَّذَّاتِ Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian) [HR. At-Tirmidzi no. 2307, An-Nasa`i no. 1824, Ibnu Majah no. 4258][3] Orang cerdas yang sesungguhnya ialah orang yang banyka mengingat mengingat mati dan mempersiapkan bekal untuk mati. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhuma, ia menuturkan, “Aku sedang duduk bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala datang seorang lelaki dari kalangan Anshar. Ia mengucapkan salam kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, ‘Wahai Rasûlullâh, mukmin manakah yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.’ ‘Mukmin manakah yang paling cerdas?’, tanya lelaki itu lagi. Beliau menjawab: أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ أَكْيَاسٌ “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” [HR. Ibnu Majah no. 4259, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1384] Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Ad-Daqqaq berkata, ‘Siapa yang banyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara : bersegera untuk bertaubat, hati merasa cukup, dan antusias dalam beribadah. Sebaliknya, siapa yang melupakan mati, ia akan dihukum dengan tiga perkara : menunda taubat, tidak ridha dan malas dalam beribadah. Maka berpikirlah, wahai orang yang tertipu; Yang merasa tidak akan dijemput kematian, tidak merasakan sekaratnya, kepayahan, dan kepahitannya ! Cukuplah kematian sebagai pengetuk hati, membuat mata menangis, memupus kelezatan dan memupus angan-angan. Apakah engkau, wahai anak Adam, mau memikirkan dan membayangkan tibanya hari kematianmu dan perpindahan hidupmu dari tempatmu yang sekarang?” [Lihat at-Tadzkîrah, hlm. 9]. 4. Menyadari Hakikat Kehidupan Dunia Yang Fana Dan Akhirat Yang Kekal Keberadaan makhluk di dunia ini hanyalah sementara, dan semua yang ada di alam semesta ini akan hancur kecuali Allâh semata yang kekal dan abadi. Allâh berfirman : كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ “Seluruh yang ada di atas bumi ini fana (tidak kekal).” [Ar-Rahman/55: 26] Sedangkan kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang hakiki, kekal dan abadi, sebagaimana firman-Nya: وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal”. [Al’A’la/87: 17]. Dan dia mengetahui pula bahwa Allâh Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakannya di dalam kehidupan ini tiada lain hanya untuk mengujinya, siapa di antara para hamba-Nya yang paling baik amal perbuatannya, sebagaimana firman-Nya di dalam surat Al-Mulk, ayat 2. Dengan demikian, maka diapun segera terdorong untuk bertaubat kepada Allâh, memohon ampunan kepada-Nya, dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat yang hakiki nan abadi. Demikian tulisan singkat tentang bertaubat sebelum tidur. Mudah-mudahan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, dan menjadi amal shalih bagi penulisnya. Amin.

WAKTU-WAKTU BAIK UNTUK BERDOA

salah satu usaha agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah: 1. KETIKA SAHUR DAN SEPERTIGA MALAM TERAKHIR Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya: وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون “Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18) Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758) Namun perlu dicatat, sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Ta’ala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. 2. KETIKA BERBUKA PUASA Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم ‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi) 3. KETIKA MALAM LAILATUL QODAR Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha: قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني “Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah: اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni ['Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku'']”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”) Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut. 4. KETIKA ADZAN BERKUMANDANG Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”) 5. DI ANTARA ADZAN DAN IQOMAH Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة “Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”) Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, لا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءة أو قال في الصلاة “Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16). Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Qur’an dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. 6. KETIKA SUJUD DALAM SHOLAT Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا “Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482) 7. KETIKA SEBELUM SALAM DALAM SHALAT WAJIB Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات “Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499) Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu SETELAH salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman: فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ “Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216). NB : SEBAIKNYA BERDOA DI WAKTU ANTARA ADZAN DAN IQOMAH, SAAT SUJUD DAN SEBELUM SALAM DALAM SHALAT WAJIB, WAKTU ITU LEBIH BAIK DIGUNAKAN UNTUK BERDOA DARI PADA SAAT SETELAH SELESAI SHALAT 8. DI HARI JUMAT Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu) 9. KETIKA TURUN HUJAN Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر “Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078) 10. HARI RABU ANTARA DZUHUR DAN ASHAR Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Dzuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu: “Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘” Dalam riwayat lain: فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر “Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185) 11. KETIKA HARI AROFAH Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: خير الدعاء دعاء يوم عرفة “Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi) 12. KETIKA PERANG BERKECAMBUK Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas: ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”) 13. KETIKA MINUM AIR ZAM ZAM Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ماء زمزم لما شرب له “Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)

Jumat, 10 Mei 2013

Pengorbanan seorang Istri

Hidup bagaikan sebuah perjalanan panjang yang tidak mengenal lelah. Seorang ibu memiliki suami dan anak-anak adalah kebahagiaan yang tidak terkira namun kebahagiaan itu membutuhkan pengorbanan dirinya untuk selalu menopang rumah tangganya. Suami yang bukanlah imam yang baik di dalam keluarga. Tidak pernah sholat lima waktu dan kegemaran minum-minuman keras hampir menjadi kebiasaan. Ditengah kondisi itu tidak membuatnya menyerah. Semakin membuat dirinya lebih mendekatkan diri kepada Allah. Anak-anaknya dibimbing dijalan Allah. Sekalipun tidak mudah, tidak membuatnya menyerah. 'Allah Maha Pengasih, akan membukakan pintu hati suamiku,' Itulah yang selalu terucap di dalam hatinya. Banyak orang-orang disekitarnya yang menganjurkan untuk meninggalkan saja suami seperti itu, tidak pantas menjadi kepala rumah tangga apalagi istri sebaik dirinya. Istri yang setia itu memilih tetap tegar dan bersikukuh untuk menjaga dan merawat suami dan anak-anaknya. Sebagai seorang istri menyadari semakin dalam cintanya pada suami maka semakin perih luka dihatinya, namun luka itu juga mengajarkan tentang ketulusan dan pengorbanan demi kebahagiaan orang yang dicintai, karena cinta yang hakiki bukan dilewati dengan pujian, cinta yang hakiki justru diuji dengan berbagai peristiwa yang menyakitkan yang membuat hatinya terluka. Allah membentuk dan melatih melalui luka itu, bukan pada seberapa besar luka itu tetapi seberapa besar cinta yang dimiliki untuk menjalani luka itu. Kalau cintanya kecil, luka kecilpun menjadi beban yang berat. Namun dirinya memiliki kekuatan cinta yang besar, luka sebesar apapun maka dirinya mampu menanggung luka dan derita yang dialaminya untuk meraih keridhaan Allah. Ditengah luka dan derita yang ditanggungnya, beliau datang & bershodaqoh di Rumah Amalia dengan harapan shodaqohnya menjadi jalan untuk meraih keridhaan Allah agar berkenan membukakan pintu hati suaminya. Sampai suatu hari sang suami jatuh sakit dan harus masuk rumah sakit karena menderita sakit lever yang dideritanya cukup parah harus segera dioperasi, dalam kondisi yang mencekam itu membukakan hati suaminya, sebuah kesadaran untuk menuju jalan Allah yang selama ini diabaikannya. Air matanya mengalir mendengar suara suaminya yang terus menerus beristighfar ditengah terbaring lemah pasca operasi. Doa dan perjuangan yang dilakukan telah membuahkan hasil. Suaminya telah kembali menjadi imam di dalam rumah tangga, membimbing istri dan anak-anaknya di jalan yang diridhai oleh Allah. Wassalam, by: Muhamad Agus Syafii

Selasa, 07 Mei 2013

Kebahagiaan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Kebahagiaan itu tumbuh di dalam hati kita dan dimulai dari diri sendiri... Kebahagiaan dari dalam diri itulah kebahagiaan yang lestari, sedangkan kebahagiaan dari luar kerapkali hanya semu... Kebahagiaan itu terletak pada baiknya perangai, sehatnya badan, kuatnya ingatan, bijaknya akal, tenangnya hati dan sabarnya hasrat untuk mencapai maksud... Kebahagiaan itu terletak pada iman yang kokoh, taqwa yang tinggi, prasangka yang baik, pengharapan yang bagus serta cita-cita yang mulia.... Kebahagiaan itu terletak pada jiwa qana'ah, menerima atas apapun nikmat yang diberi dengan rasa syukur bukan terletak dari melimpahnya materi... Kebahagiaan yang hakiki adalah tunduk patuh kepada aturan Allah sehingga tenanglah hati, tentramlah jiwa karena merasakan nikmatnya ibadah... Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan dunia dan akhirat dan itu hanya dimiliki oleh hamba-Nya yang beriman "Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."(QS. An-Nahl : 97)

Kekurangan Istri dan anak-anak kita

Saudaraku … Tatkala anda melihat kekurangan yang nampak dari istri atau anak-anak anda, janganlah banyak mencela, karena kekurangan yang ada pada mereka itu, barangkali bukan hal yang mereka inginkan, namun mereka belum mampu untuk menghindarinya. Hendaklah anda melihat sisi positifnya dari mereka . مَنْ ذَا الَّذِي تُرْضي سَجَايَاه كُلُّهَا... كَفَى الْمَرْءَ نُبْلًا أَنَّ تُعَدَّ مَعَايِبُهُ "Siapakah yang seluruh perangainya disukai…?? Cukuplah seseorang itu mulia jika kekurangannya masih terhitung…" وعن أبي موسى –رضي الله عنه- قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "كمل من الرجال كثير، ولم يكمل من النساء إلا آسية إمرأة فرعون ومريم بنت عمران" Dari Abu Musa-semoga Allah meridhainya- berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Yang sempuna dari kaum laki-laki itu banyak, dan tidak ada yang sempurna dari kaum wanita kecuali Asiah istri fir'aun dan Maryam binti 'Imron" HR, Bukhori 3411, Muslim 2431 Saudara-saudaraku! Kesempurnaan dalam diri kita sebagai laki-laki adalah suatu hal yang amat berat, bagaimana kita menuntut kesempurnaan dari kaum wanita dan anak-anak kecil? Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada Barirah tentang Ummul Mukminin 'Aisyah dalam kisah peristiwa Al-Ifk (kabar dusta tentang 'Aisyah), Barirah berkata: "Demi yang mengutusmu dengan membawa kebenaran, jika aku melihat suatu perkara darinya aku pejamkan mata terhadapnya, 'Aisyah tidak lebih hanya sekedar anak muda belia, ia tidur ketika membuat adonan (roti), kemudian ayam memakan adonan itu" HR, Bukhori 2661, Muslim 2707. Begitulah Jawaban Barirah, 'Aisyah adalah seorang wanita muda, tertidur sewaktu menyiapkan adonan roti, kemudian adonan itu dimakan ayam… Memang benar makanan yang disiapkan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering terlambat, namun beliau tidak pernah menegur kepada istrinya 'Aisyah, tidak pernah mencaci dan mencelanya, apalagi memukul dan mengancam cerai. Semoga bermanfa'at by: Nuruddin Muhammad Fattah